Minggu, 08 Februari 2009

Kepribadian Tahan Banting

Kobasa dkk (1982) menyatakan bahwa kepribadian tahan banting (hardiness) merupakan karakteristik kepribadian yang mempunyai fungsi sebagai sumber perlawanan saat individu menemui suatu kejadian yang menimbulkan stres. Kepribadian tahan banting mempunyai serangkaian sikap yang membuat individu tahan terhadap stres. Tipe kepribadian tahan banting menunjukkan adanya sikap commitment yang merupakan lawan alienation (keterasingan), control merupakan lawan ketidakberdayaan dan challenge (tantangan) sebagai lawan dari takut terhadap situasi yang mengancam.
Menurut Kobasa (Hadjam, 2003), kepribadian tahan banting merupakan konstelasi kepribadian yang menguntungkan bagi individu untuk dapat menghadapi tekanan-tekanan dalam hidupnya. Kepribadian tahan banting merupakan kepribadian yang dapat menyesuaikan diri terhadap tuntutan secara tepat dan efektif. Artinya individu yang mempunyai kepribadian tahan banting tidak akan mudah melarikan diri dan menarik diri dari kondisi-kondisi yang mengancam diri individu. Lawan dari kepribadian tahan banting adalah kepribadian non hardiness atau rentan yaitu kepribadian yang ditandai dengan mudah mengalami stres.
Secara teoritis, menurut Maddi dan Kobasa (Bissonnette, 1998), kepribadian tahan banting (hardiness) berkembang pada masa kanak-kanak secara cepat dan muncul sebagai akibat dari perubahan dan merupakan akibat dari pengalaman-pengalaman hidup. Dampak-dampak kepribadian tahan banting pada kesehatan mental adalah menengahi penilaian kognitif individu pada situasi yang penuh stres dengan strategi penanganannya. Secara spesifik, menurut Tartasky kepribadian tahan banting merubah dua komponen penilaian yaitu mengurangi penilaian pada ancaman dan meningkatkan harapan bahwa upaya-upaya penanganan akan berhasil (Bissonnette, 1998).
Kepribadian tahan banting juga diperlihatkan dengan mengasosiasikan semangat yang ada pada individu dengan strategi problem focused coping untuk mengatasi peristiwa-peristiwa yang penuh dengan stres. Dua mekanisme tersebut, termasuk upaya-upaya untuk mengurangi jumlah pengalaman psikologis yang penuh stres dan untuk mendukung terciptanya kepribadian yang sehat pada individu dalam waktu yang lama.

Aspek-aspek kepribadian tahan banting antara lain:
a. Control
Merupakan keyakinan individu bahwa diri individu dapat mengontrol atau mempengaruhi peristiwa-peristiwa yang dialami oleh individu dengan pengalaman individu. Individu yang mempunyai kontrol yang kuat akan selalu optimis dalam menghadapi hal-hal di luar diri individu. Individu akan cenderung lebih berhasil dalam menghadapi masalah daripada individu yang kontrolnya rendah. Adapun powerlessness adalah perasaan pasif dan merasa akan selalu ditakuti akan hal-hal yang tidak dapat dikendalikan oleh individu. Individu tersebut kurang mempunyai inisiatif dan kurang dapat merasakan adanya sumber-sumber dari dalam diri individu sehingga individu merasa tidak berdaya jika berhadapan dengan hal-hal yang dapat menimbulkan ketegangan.
b. Commitment
Merupakan kemampuan untuk dapat terlibat secara mendalam terhadap aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan individu dalam kehidupan individu tersebut. Individu yang memiliki komitmen mempunyai kepercayaan yang dapat mengurangi ancaman yang dapat dirasakan dari peristiwa-peristiwa yang menimbulkan stres. Hal ini akan mencegah hilangnya kontak dengan diri individu sendiri meski dalam keadaan yang sangat menekan. Individu tersebut mampu merasakan keterlibatan individu dengan orang lain yang bertindak sebagai sumber pertahanan yang digeneralisir untuk melawan pengaruh stres. Adapun individu yang terasing (alienation) biasanya mudah merasa bosan terhadap tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh individu tersebut. Individu merasa tidak berarti dan selanjutnya menarik diri dari pekerjaan tersebut.
c. Challenge
Merupakan kecenderungan untuk memandang suatu perubahan yang terjadi dalam kehidupan individu sebagai sesuatu yang wajar. Perubahan tersebut dapat diantisipasi sebagai suatu stimulus yang berguna bagi perkembangan diri individu. Individu yang memiliki karakteristik challenge memandang hidup sebagai suatu tantangan yang menyenangkan dan dinamis, serta memiliki kemauan untuk maju. Individu seperti ini akan tetap lebih sehat dari pada individu yang memandang perubahan sebagai suatu ancaman.

Adapun beberapa faktor yang dapat menumbuhkan dan meningkatkan kepribadian tahan banting antara lain:
• Penguasaan pengalaman (mastery experiences)
• Perasaan yang positif (feelings of positivity)
• Pola asuh orangtua (parental explanatory style)
• Hubungan yang hangat atau mendukung (warm/supportive relationship)
• Kontribusi aktivitas (contributory activities)
• Kemampuan sosial (social skills)
• Kesempatan untuk tumbuh dan berkembang (opportunity for growth)

4 comments:

Anonim mengatakan...

Maaf klo boleh tahu aspek2 ini menurut siapa?

Tizar Rahmawan mengatakan...

maaf mau tanya, faktor-faktornya dari menurut siapa???

azhar el fuady mengatakan...

aspek2nya menurut Kobasa

azhar el fuady mengatakan...

mas tizar>
- Faktor pertama menurut Brooks dkk (Bissonnette, 1998).
- Faktor kedua menurut Masten dan Seligman (Bissonnette, 1998).
- Faktor ketiga menurut Fischer dan Leitenberg (Bissonnette, 1998).
- Faktor keempat menurut Huang dkk (Bissonnette, 1998).
- Faktor kelima menurut Rutter dan Werner (Bissonnette, 1998).
- Faktor keenam da ketujuh menurut Bigbee (Bissonnette, 1998).

blogger templates | Make Money Online