Senin, 16 Februari 2009

Support Group

Support group sering kali diterjemahkan sebagai konseling kelompok atau kelompok dukungan. Support group adalah suatu metode therapy kelompok. Dapat juga, support group ini diartikan sebagai kelompok dukungan di antara sesama korban ataupun orang-orang yang punya masalah atau pengalaman yang sama. Kelompok dukungan juga dapat diartikan sebagai kegiatan bersama dari pihak-pihak yang tidak langsung mengalami kejadian, tetapi memiliki hubungan dekat dan terkena dampak peristiwa, seperti keluarga korban penculikan, keluarga korban bom, dan sebagainya. Bahkan, kelompok dukungan pun dapat dikembangkan dengan anggota-anggota yang memiliki kepedulian atau tanggung jawab serupa, misalnya pekerja kesehatan mental, pekerja kemanusian, dan sebagainya. Bisa pula, kelompok dukungan ini beranggotakan indivisu-individu yang memiliki karakteristik atau respon psikologis yang sama, misalnya pemalu, menarik diri dari lingkungan, pemarah dan lain sebagainya. Yang harus dicatat, keanggotaan dan keterlibatan support group harus berdasarkan kerelaan dan kesadaran sendiri. Secara umum, support group (khususnya yang bersifat therapy klinis) hanya akan bermanfaat bagi orang-orang yang telah menyatakan kesediaan dan kesiapannya untuk menjalani proses “penyembuhan atau pemulihan”.

Tujuan Support Group
- Support group menekankan pada isu/masalah yang sedang dihadapi anggotanya. Tujuan dari support group bukanlah sekedar mengunjungi kembali pengalaman-pengalaman masa lalu, tetapi lebih untuk mendiskusikan masalah-masalah sekarang dan solusi menghadapinya.

- Memberikan pelayanan sebanyak mungkin kepada korban. Dalam situasi konflik kekerasan ataupun bencana alam, jumlah korban banyak sekali sehingga tak mungkin ditangani secara individual.

- Sebagai forum berbagi cerita (masalah) dan perasaan. Diharapkan forum ini akan dapat menurunkan beban dan ketegangan, sekaligus menyadarkan bahwa ada orang lain yang punya masalah serupa. Dengan berbagi perasaan ini diharapkan terbuka pula perasaan tak berdaya, rasa malu ataupun kekhawatiran memperoleh respon negatif dari orang lain.

- Sebagai forum penguatan dan berbagi solusi alternatif; seringkali hal ini lebih efektif dari pada penguatan yang dilakukan oleh profesional bidang kesehatan. Hal ini dikarenakan mereka semua punya pengalaman dan bahkan latar belakang yang sama, dan punya pengalaman langsung menghadapi bencana.

- Agar korban tidak merasa sendiri ataupun merasa bahwa dia adalah orang yang termalang di dunia.

- Sebagai forum belajar bersosialisasi kembali.

- Mempelajari keahlian sosial yang baik, seperti bagaimana berkomunikasi yang asertif dan sebagainya. Hal ini baik sekali dilakukan terhadap orang yang menarik diri dari lingkungan akibat pengalaman traumatisyang dialaminya.

- Mempelajari cara mengekspresikan perasaan dan pendapat serta mengendalikan emosi.

0 comments:

blogger templates | Make Money Online