Rabu, 11 Agustus 2010

Satu Rindu


Hujan teringatkan aku, Tentang satu rindu
Dimasa yang lalu, Saat mimpi masih indah bersamamu

Terbayang satu wajah, Penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah, Penuh dengan kehangatan
Kau ibu Oh ibu

Allah izinkanlah aku, Bahagiakan dia
Meski dia telah jauh, Biarkanlah aku
Berarti untuk dirinya, oh ibu oh ibu kau ibu

Terbayang satu wajah, Penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah, Penuh dengan kehangatan
Kau ibu

Terbayang satu wajah. Penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah, Penuh dengan kehangatan
Kau ibu oh ibu kau ibu, oh ibu oh ibu

Hujan teringatkan aku, Tentang satu rindu
Dimasa yang lalu, Saat mimpi masih indah bersamamu
Kau ibu kau ibu kau ibu

(Album: Semesta Bertasbih, Munsyid : Opick Feat Amanda)



Apa dan siapa yang teringat oleh Anda menjelang datangnya Ramadhan tahun ini? Sangat mungkin dan boleh jadi Anda mengingat kesalahan dan dosa kepada rekan, saudara, sejawat, mitra, kerabat atau keluarga dan Anda berharap maaf dari mereka. SMS yang berseliweran di server operator menjelang Ramadhan ini saya pastikan sebagian besar berisi permintaan maaf dan harapan agar bisa menunaikan Ramadhan dengan hati bersih dan beroleh ketaqwaan.


Pesan singkat menjadi media yang cukup efektif menyambungkan hati meski tidak seindah dan sesempurna jika dilakukan dengan silaturahim langsung. Setidaknya, hal itu adalah lebih baik dibanding tidak melakukan hubungan sama sekali dan hal itu bisa dimaklumi karena kendala untuk bertemu tidak hanya berupa jarak namun juga kesibukan.


Teringatkah Anda dengan satu wajah menjelang Ramadhan tahun ini? Satu wajah dan hati yang teringat di hati saya menjelang Ramadhan tahun ini adalah wajah dan hati seorang IBU. Saya pikir, dialah yang paling pantas mendapatkan perhatian kita setiap saat, termasuk menjelang Ramadhan ini. Kenapa?


Beberapa hari sebelum hari ini saya mendengar tausiyah dan motivasi lewat media online, utamanya berkaitan dengan kesuksesan seseorang secara duniawi. Sebagian besar orang mengandalkan kesuksesan dari faktor yang kelihatan, seperti bakat, kepandaian, interpersonal skill, kecerdasan, dan lain-lain. Sedikit sekali orang menyadari ada faktor yang diluar perhitungan yang ternyata sangat berperan bagi keberhasilan seseorang menapaki karier atau perjalanan bisnis. Biasanya orang akan sadar ketika semua jalan (menuju keberhasilan) mengalami kebuntuan, dan ia diingatkan dengan seorang figur yang sering dilupakannya. Yakni figur seorang Ibu.


Menurut hasil survey (menurut tausiyah tersebut), orang-orang yang berhasil secara duniawi dan mereka tetap mempertahankan reputasi sebagai tokoh teladan (menjaga integritasnya), adalah mereka memiliki hubungan yang positif dengan ibunya. Sebaliknya, mereka yang tidak berhasil atau berhasil dalam makna duniawi namun mengorbankan reputasinya (contoh gampangnya adalah pejabat yang korup atau arogan), adalah mereka yang memiliki hubungan kurang positif dengan ibunya.


Subhanallah, mendengar tausiyah itu saya merasa diingatkan dan saya perlu mencamkan dalam-dalam, bahwa ternyata peran seorang ibu bagi keberhasilan seorang anak, sungguh-sungguh luar biasa. Sekarang kita bisa bertanya kepada diri kita masing-masing manakala kita sering kandas dalam berupaya atau buntu dalam menemukan jalan keluar: Adakah yang salah dengan bakti kita terhadap seorang ibu?


Sungguh beruntung jika Anda saat ini memiliki seorang ibu (yang masih hidup). Segeralah bersimpuh dihadapannya, mohonlah maaf, dan perbaikilah hubungan yang selama ini kurang serasi. Anda akan merasakan bedanya. Lantas bagaimana jika sang ibu sudah wafat? Tidaklah perlu berkecil hati. Berbakti kepada seorang ibu adalah tidak terbatas pada saat beliau masih hidup saja. Memperbanyak doa pengampunan, bersedekah, mempergauli kerabatnya, menyantuni orang-orang yang dicintainya, menunaikan amanahnya, dan menjaga diri agar tetap dalam hidayah-Nya adalah juga termasuk berbakti kepada beliau. Segala hal yang mendekatkan diri kepada Allah dan mendekatkan kita kepada kesalehan adalah wujud kebaktian kita kepada ibu. Bukankah semua itu yang menjadikan beliau bahagia? Bahkan lebih bahagia dari limpahan harta sekalipun. Apalagi yang berasal dari jalan yang diragukan.


Kini dihadapan kita terbentang sebuah bulan. Bulan Ramadhan adalah bulan taubat dan bulan memperbanyak amal shaleh. Saya sangat menyakini bahwa keberhasilan kita dalam menjalani Ramadhan berkorelasi positif juga dengan kebaktian kepada seorang ibu. Keberhasilan kita dalam menjalani Ramadhan adalah keberhasilan HAKIKI yang diharapkan beliau. Oleh karenanya jangan lupakan dia. Persembahkan kebaktian dengan sebaik-baiknya dan panjatkan untuknya doa-doa terbaik kita.


Semoga di bulan yang penuh berkah ini kita bisa mencanangkan untuk tetap berbakti kepada ibu dengan berusaha meraih taqwa dan keridhoan-Nya. Amin. Wallahua’lam bishshawab.


Note: Titip rindu buat ibu yang tidak sempat kutatap wajahnya. Ya Allah pertemukan kami kelak. Amin. Allahummaghfirlaha warhamha wa’afihi wa’fu anha.


Oleh:
Muhammad Rizqon

0 comments:

blogger templates | Make Money Online